December 7, 2012

7 Tempat Wisata di Banten


1. Masjid Agung Banten
Sebuah tempat wisata yang terletak di Banten Lama. Dimana di sana terdapat sebuah masjid tua yang menjadi saksi sejarah Provinsi Banten. Di masjid inilah kita dapat melihat sisa-sisa kerajaan Islam yang ada di Banten dulu. Selain itu, di sekitar Masjid Agung Banten ini juga terdapat makam-makam para tokoh agama dan pejuang dahulu yang kerap kali dikunjungi atau menjadi tempat ziarah para masyarakat Banten. Tempat wisata ini sangat cocok bagi kita yang ingin mendapatkan wisata religius sekaligus mempelajari sejarah Islam di Provinsi Banten.

2. Taman Nasional Ujung Kulon
Taman nasional Ujung Kulon merupakan salah satu taman nasional dan konservasi alam di Indonesia. Taman nasional Ujung Kulon ini terdiri dari bebarapa pulau kecil yang menjadi habitat para satwa. Dan yang menjadi primadona di taman ini adalah badak bercula satu. Hewan langka yang sekarang habitatnya sangat dilindungi oleh negara. Taman nasional Ujung Kulon ini terdiri dari pulau-pulau kecil dan lokasinya juga berdekatan dengan pulau-pulau lain, seperti pulau Peucang, pulau Handeuleum, dan dan pulau Panaitan. Untuk mencapai lokasi taman nasional ini, kita bisa mengunakan perahu dari daerah Labuan. Dan di pulau ini juga sudah terdapat penginapan, sarana komunikasi dan berbagai macam fasilitas yang memang disediakan untuk para wisatawan yang mengunjungi pulau ini.


3. Pulau Dua/Pulau Burung
Jika kita ingin menikmati keindahan bawah laut, maka Pulau Dua atau biasa disebut Pulau Burung ini merupakan pilihan yang tepat untuk berekreasi. Pulau ini memiliki keindahan laut yang luar biasa, yang tidak kalah indahnya seperti di tempat-tempat lain yang sudah terkenal. 
Selain memiliki keindahan bawah laut, pulau ini juga selalu dikunjungi tiap tahunnya oleh berbagai macam jenis burung. Ada sekitar 60 jenis burung dari berbagai negara yang singgah di pulau ini sekitar bulan April dan Agustus. Jadi, jika kita datang pada waktu yang tepat. Kita bisa menikmati keindahan alam bawah laut pulau ini selain itu juga kita dapat melihat beraneka ragam burung dari barbagai negara di pulau yang terletak di Provinsi Banten ini.

4. Pulau Umang
Pulau Umang terletak di kawasan pantai Pandeglang. Lokasi pulau ini berdekatan dengan kawasan wisata Tanjung Lesung. Pulau ini memilki luas 5 ha. Jika kita ingin merasakan sensasi pulau pribadi maka Pulau Umang ini bisa menjadi alternatif tempat wisata kunjungan kita. Di pulau ini, terdapat resort yang ditata dengan sentuhan artistik alami, dilengkapi dengan ruang pertemuan, kafe, spa, pusat bisnis, sunset lounge, klub pantai, kolam renang dan sebagainya. Selain itu, tersedia fasilitas olahraga dan rekreasi air, jogging track, cross country, lapangan tenis, tempat karaoke, dan lain-lain. Kita dapat menuju ke pulau ini dengan relatif mudah. Maka cocoklah bagi kita yang memilki hobi berwisata di daerah pantai.


5. Gunung Krakatau
Siapa yang tidak mengenal letusan gunung pada tahun 1883 yang telah menghebohkan dunia. Dimana efek dari letusan gunung itu bisa terasa sampai kawasan Eropa. Dan suara letusannya terdengar sampai benua Australia. Ya, itulah sebuah gunung yang terletak di perairan Selat Sunda yaitu gunung Krakatau. Ledakan gunung Krakatau pada tahun 1883 memang menjadi saksi bisu dahsyatnya bencana di kawasan ini. Tapi sekarang gunung Krakatau ini telah menjadi sebuah tempat wisata untuk para pecinta petualang. 

Tempat wisata ini sangat menjadi favorit bagi para wisatawan asing karena keunikannya dan tantangan yang ditawarkan oleh gunung Krakatau ini. Setelah letusan pada tahun 1883 itu pula, gunung Krakatau ini sekarang memunculkan gunung baru lagi yang disebut gunung Anak Krakatau. Gunung Anak Krakatau ini juga masih aktif sampai sekarang dan menjadi tempat wisata juga di perairan Selat Sunda.

6. Rawadano
Sebuah cagar alam yang terletak di Kabupaten Serang. Ya, Rawadano lah tempatnya. Sebuah cagar alam yang elok nan mempesona. Tempat wisata yang sayang jika tidak kita kunjungi jika kita mengunjungi Provinsi Banten ini. Rawadano merupakan sebuah tempat yang didominasi oleh rawa-rawa dan terdapat danau di tengahnya. Kawasan wisata yang memiliki luas 2.500 ha ini ditumbuhi berbagai jenis pepohonan. Pesona yang dimilki cagar alam Rawadano ini menjadi daya tarik tersendiri dari tempat wisata ini.
 
7. Kampung Suku Baduy
Sebuah perkampungan suku asli yang sudah beratus tahun tinggal di Banten. Suku ini biasa disebut suku Baduy. Dan perkampungan suku Baduy inilah yang sering menjadi tempat wisata pagi para pelancong yang mengunjungi provinsi Banten. Suku Baduy ini masih sangat menjaga adat istiadat dan kebudayaannya. Kemurnian budaya dan adat istiadat ini menjadi sesuatu yang unik dan menarik minat para wisatawan untuk mengunjunginya. Kawasan wisata yang terletak di kabupaten Pandeglang ini juga merupakan tempat wisata yang cocok untuk para pelajar karena kita bisa berlibur sambil mempelajari adat istiadat suku Baduy ini.





Borobudur



Borobudur, or Barabudur, is a 9th-century Mahayana Buddhist Temple in Magelang, Central Java, Indonesia. The monument consists of six square platforms topped by three circular platforms, and is decorated with 2,672 relief panels and 504 Buddha statues. A main dome, located at the center of the top platform, is surrounded by 72 Buddha statues seated inside a perforated stupa.
Built in the 9th century during the reign of the Sailendra Dynasty, the temple’s design in Gupta architecture reflects India's influence on the region. It also depicts the gupta style from India and shows influence of Buddhism as well as Hinduism. The monument is both a shrine to the Lord Buddha and a place for Buddhist pilgrimage. The journey for pilgrims begins at the base of the monument and follows a path around the monument and ascends to the top through three levels symbolic of Buddhist cosmology: Kāmadhātu (the world of desire), Rupadhatu (the world of forms) and Arupadhatu (the world of formlessness). The monument guides pilgrims through an extensive system of stairways and corridors with 1,460 narrative relief panels on the walls and the balustrades.
Evidence suggest Borobudur was constructed in the 9th century and abandoned following the 14th century decline of Hindu kingdoms in Java, and the Javanese conversion to Islam. Worldwide knowledge of its existence was sparked in 1814 by Sir Thomas Stamford Raffles, then the British ruler of Java, who was advised of its location by native Indonesians. Borobudur has since been preserved through several restorations. The largest restoration project was undertaken between 1975 and 1982 by the Indonesian government and UNESCO, following which the monument was listed as a UNESCO World Heritage Site. Borobudur is still used for pilgrimage; once a year Buddhists in Indonesia celebrate Vesak at the monument, and Borobudur is Indonesia's single most visited tourist attraction